8/01/2012

Bentuk Tes Pembelajaran Bahasa

Bentuk Tes Pembelajaran Bahasa
Dalam pembelajaran bahasa, tes juga merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berbahasa. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur kemampuan berbahasa baik yang bersifat diskrit maupun yang bersifat global atau integratif. Tes bahasa Jawa ada empat macam, yaitu tes mendengarkan, tes berbicara, tes membaca, dan tes menulis.
1. Tes Mendengarkan
Tes mendegarkan untuk mengukur kompetensi siswa menangkap dan memahami informasi yang diterima melalui pendengaran, Tes mendengarkan pada dasarya lebih bersifat kognitif. Pada jenjang yang lebih tinggi dapat dideskripsikan sebagai kemampuan menganalisis dan menyimpulkan suatu pesan yang disampaikan secara lisan. Tes mendengarkan diselenggarakan dengan memperdengarkan wacana lisan, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui rekaman). Tes mendengarkan dapat berupa tugas yang harus dikerjakan siswa atau pertanyaan yang harus dijawab siswa. Jawaban bisa berupa uraian atau pilihan
2. Tes Berbicara
Mengevaluasi kemampuan berbicara seseorang merupakan suatu gegiatan yang sulit. Tes kemampuan berbicara tidak hanya mengevaluasi kemampuan memahami apa yang diucapkan tetapi juga mengevaluasi kemampuan mengkomunikasikan gagasan yang tentu saja mencakup kemampuan menggunakan kata, kalimat, dan wacana yang diklasifikasikan sebagai menggunakan keterampilan (psikomator) sekaligus mencakup kemampuan kognitif dan afiktif.
Dalam proses mengajar, guru sering melakukan tes berbicara secara informal, misalnya dengan meminta siswa berbicara atau bercerita. Tes tersebut sering kali dilakukan tanpa dirancang dengan baik terlebih dahulu dan ucapan siswa pada saat berbicara juga tidak direkam. Siswa diminta berbicara, guru mendengarkan dan langsung memberi nilai. Penilaian seperti ini tidak memenuhi syarat evaluasi yang baik. Dalam evaluasi berbicara akan lebih baik jika penilaiannya disusun secara cermat. Tes berbicara pada umumnya mencakup aspek ucapan, intonasi, pilihan kata, organisasi isi, dan kelancaran. Dalam tes berbicara bahasa Jawa harus meliputi pocapan ‘pelafalan’, polatan tindak tanduk berbahasa’, dan patrap/ penerapan unggahungguh basa ‘Penerapan kaidah berbahasa’
Tes berbicara dapat diselenggarakan secara terkendali atau terpimpin dan secara bebas. Penyelenggaraan tes berbicara secara terkendali dapat berupa menceritakan gambar atau menceritakan kembali yang telah disampaikan sebelumnya secara lisan atau tertulis. Dalam penyelenggaraan tes berbicara secara bebas, siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri masalah yang ingin dibicarakan. Dalam hal ini guru dapat menyediakan pilihan topic dan batasan waktu. Aspek yang dinilai dalam tes berbicara adalah diksi, intonasi, pelafalan, struktur, organisasi isi, dan kelancaran.
3. Tes Membaca
Pada dasarnya tes membaca itu meliputi tes perbuatan dan tes pemahaman isi bacaan. Tes perbuatan antara lain tes membaca indah, membaca teks, membaca susunan acara, dll. Aspek yang dinilai adalah ketepatan intonasi, pelafalan, dan kelancaran. Tes pemahaman isi bacaan atau tes membaca pemahaman untuk mengukur kemampuan siswa memahami isi atau informasi yang terdapat dalam wacana tulis. Dengan demikian yang dinilai adalah ketepatan isi atau pemehaman isi bacaan. Tes ini dapat berupa pertanyaan yang dijawab secara uraian dan pilihan untuk menjawab pertanyaan dari apa yang telah dibacanya. Selain bentuk tes tersebut, tes membaca dapat berupa meringkas, menceritakan kembali
4. Tes Menulis
Kemampuan menulis mencakup aspek pemakaian ejaan, pungtuasi, struktur kalimat, kosa kata, serta penyusunan paragraf. Oleh karena itu, dalam evaluasi menulis juga harus memperhatikan aspek tersebut. Tes menulis dapat diselenggarakan secara bebas dan terpimpin. Tes menulis secara bebas, siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri masalah yang ingin ditulis. Dalam hal ini guru dapat menyediakan pilihan topik dan batasan jumlah kata. Penyelenggaraan tes menulis secara terpimpin dapat berupa menceritakan gambar atau menceritakan kembali yang telah disampaikan sebelumnya secara lisan atau tertulis, menyusun kalimat berdasarkan kata-kata yang telah disediakan, menyusun laporan, dikte, terjemahan, melanjutkan tulisan, pembentukan kata dalam wacana dan penerapan ejaan.
(Bahan Bacaan :Materi PLPG)