CARA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA
Bapak ibu guru mungkin mengalami hal semacam ini :
Setelah melakukan ulangan remedial, nilai dari salah satu peserta remidi tidak bertambah baik tapi malah bertambah buruk.
Apa yang harus dilakukan terhadap murid tersebut?
Kesulitan belajar dari siswa perlu dicari penyebabnya untuk itu seorang guru melakukan DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA
1. Pengertian.
Tes
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa, sehingga hasil tersebut dapat digunakan
sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut, berupa perlakuan yang
tepat dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa.
Dalam
pemberian pembelajaran remidial, prinsipnya memberikan bantuan bagi
siswa yang mengalami kelambatan dalam pembelajaran. Hal tersebut berarti
harus melakukan diagnostik kesulitan belajar yang dialami siswa,
kemudian memberikan perlakuan atau tindakan sesuai dengan hasil
diagnostik kesulitan belajarnya.
2. Tujuan
Diagnosis
kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah atau
mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Kesulitan belajar
antar siswa yang satu dengan yang lain berbeda tingkatannya dapat
dibedakan menjadi ringan, sedang dan berat.
Merencanakan
tindak lanjut dimaksudkan menentukan upaya-upaya pemecahan masalah
sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi.
Kesulitan
belajar ringan biasanya terjadi pada siswa yang kurang perhatian pada
waktu pembelajaran. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada siswa yang
mendapat gangguan belajar dari luar siswa, misalnya dari lingkungan
bermain, dari keluarga, lingkungan tempat tinggal dan sebagainya.
Kesulitan belajar berat dijumpai pada siswa yang mengalami ketunaan pada
diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra dan lainnya.
3. Cara Mendiagnosis Kesulitan Belajar.
a. Wawancara
dilakukan dengan mengadakan komunikasi lisan dengan siswa, untuk
menggali lebih dalam mengenai kesulitan dan perasaan yang dialami oleh
siswa.
b. Pengamatan
(observasi) yang dilakukan dengan melihat langsung perilaku siswa,
sehingga diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar siswa.
c. Tes
prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat
yang diberlakukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu dapat
terpenuhi atau belum.
d. Tes
diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan dan kelemahan-kelemahan
siswa dalam menguasai kompetensi tertentu sehingga hasil tersebut dapat
digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan
yang tepat dan sesuai dengan kelemahan/masalah yang dimiliki siswa.
Misalnya dalam mempelajari materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel,
apakah siswa mengalami kesulitan dalam menentukan KPK bilangan,
kesulitan dalam operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian dan
perkalian dari bilangan bulat dan pecahan atau kesulitan dalam
menyelesaikan Persamaan Linier Satu Variabel.
4. Langkah-langkah Tes Diagnostik
Setelah
tes tersebut direspons oleh siswa, kegiatan penting berikutnya adalah
bagaimana menganalisis respons siswa sehingga dapat digunakan secara
efektif untuk memberikan tindak lanjut. Langkah- langkah Pengembangan
Tes Diagnostik adalah:
a) Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya.
b) Menentukan kemungkinan sumber masalah
c) Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai
d) Menyusun kisi-kisi soal
e) Menulis soal
f) Mereview soal
g) Menyusun kriteria penilaian
5. Pelaksanaan Tes Diagnostik.
Tes
ini dapat dilakukan di sebarang waktu, sesuai keperluan untuk
mengetahui bagian mana dari kegiatan pembelajaran yang menimbulkan
masalah bagi siswa. Dapat juga dilakukan dalam 3 tahapan:
Tes Diagnostik 1: Dilakukan diawal pembelajaran, untuk mengetahui apakah siswa mempunyai pengetahuan prasyarat.
Tes
Diagnostik 2: Dilakukan saat siswa mulai masuk pada materi pelajaran
untuk mengetahui dari kegiatan tersebut di bagian mana menimbulkan
masalah.
Tes
Diagnostik 3: Dilakukan sebelum berakhir kegiatan pembelajaran, untuk
meremidi andaikata masih ada permasalahan dalam belajar.
(Bahan Bacaan: Materi Program Bermutu P4TK Matematika)