Bentuk Tes
 Pembelajaran Bahasa
Dalam pembelajaran bahasa, 
tes juga merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan untuk 
mengevaluasi hasil belajar berbahasa. Alat ukur ini digunakan untuk 
mengukur kemampuan berbahasa baik yang bersifat diskrit maupun yang 
bersifat global atau integratif. Tes bahasa Jawa ada empat macam, yaitu 
tes mendengarkan, tes berbicara, tes membaca, dan tes menulis.
1. Tes Mendengarkan
Tes mendegarkan 
untuk mengukur kompetensi siswa menangkap dan memahami informasi yang 
diterima melalui pendengaran, Tes mendengarkan pada dasarya lebih 
bersifat kognitif. Pada jenjang yang lebih tinggi dapat dideskripsikan 
sebagai kemampuan menganalisis dan menyimpulkan suatu pesan yang 
disampaikan secara lisan. Tes mendengarkan diselenggarakan dengan 
memperdengarkan wacana lisan, baik secara langsung maupun tidak langsung
 (melalui rekaman). Tes mendengarkan dapat berupa tugas yang harus 
dikerjakan siswa atau pertanyaan yang harus dijawab siswa. Jawaban bisa 
berupa uraian atau pilihan 
2. Tes Berbicara
Mengevaluasi 
kemampuan berbicara seseorang merupakan suatu gegiatan yang sulit. Tes 
kemampuan berbicara tidak hanya mengevaluasi kemampuan memahami apa yang
 diucapkan tetapi juga mengevaluasi kemampuan mengkomunikasikan gagasan 
yang tentu saja mencakup kemampuan menggunakan kata, kalimat, dan wacana
 yang diklasifikasikan sebagai menggunakan keterampilan (psikomator) 
sekaligus mencakup kemampuan kognitif dan afiktif.
Dalam proses 
mengajar, guru sering melakukan tes berbicara secara informal, misalnya 
dengan meminta siswa berbicara atau bercerita. Tes tersebut sering kali 
dilakukan tanpa dirancang dengan baik terlebih dahulu dan ucapan siswa 
pada saat berbicara juga tidak direkam. Siswa diminta berbicara, guru 
mendengarkan dan langsung memberi nilai. Penilaian seperti ini tidak 
memenuhi syarat evaluasi yang baik. Dalam evaluasi berbicara akan lebih 
baik jika penilaiannya disusun secara cermat. Tes berbicara pada umumnya
 mencakup aspek ucapan, intonasi, pilihan kata, organisasi isi, dan 
kelancaran. Dalam tes berbicara bahasa Jawa harus meliputi pocapan 
‘pelafalan’, polatan tindak tanduk berbahasa’, dan patrap/ penerapan 
unggahungguh basa ‘Penerapan kaidah berbahasa’
Tes berbicara 
dapat diselenggarakan secara terkendali atau terpimpin dan secara bebas.
 Penyelenggaraan tes berbicara secara terkendali dapat berupa 
menceritakan gambar atau menceritakan kembali yang telah disampaikan 
sebelumnya secara lisan atau tertulis. Dalam penyelenggaraan tes 
berbicara secara bebas, siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri 
masalah yang ingin dibicarakan. Dalam hal ini guru dapat menyediakan 
pilihan topic dan batasan waktu. Aspek yang dinilai dalam tes berbicara 
adalah diksi, intonasi, pelafalan, struktur, organisasi isi, dan 
kelancaran.
3. Tes Membaca
Pada dasarnya 
tes membaca itu meliputi tes perbuatan dan tes pemahaman isi bacaan. Tes
 perbuatan antara lain tes membaca indah, membaca teks, membaca susunan 
acara, dll. Aspek yang dinilai adalah ketepatan intonasi, pelafalan, dan
 kelancaran. Tes pemahaman isi bacaan atau tes membaca pemahaman untuk 
mengukur kemampuan siswa memahami isi atau informasi yang terdapat dalam
 wacana tulis. Dengan demikian yang dinilai adalah ketepatan isi atau 
pemehaman isi bacaan. Tes ini dapat berupa pertanyaan yang dijawab 
secara uraian dan pilihan untuk menjawab pertanyaan dari apa yang telah 
dibacanya. Selain bentuk tes tersebut, tes membaca dapat berupa 
meringkas, menceritakan kembali
4. Tes Menulis
Kemampuan 
menulis mencakup aspek pemakaian ejaan, pungtuasi, struktur kalimat, 
kosa kata, serta penyusunan paragraf. Oleh karena itu, dalam evaluasi 
menulis juga harus memperhatikan aspek tersebut. Tes menulis dapat 
diselenggarakan secara bebas dan terpimpin. Tes menulis secara bebas, 
siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri masalah yang ingin 
ditulis. Dalam hal ini guru dapat menyediakan pilihan topik dan batasan 
jumlah kata. Penyelenggaraan tes menulis secara terpimpin dapat berupa 
menceritakan gambar atau menceritakan kembali yang telah disampaikan 
sebelumnya secara lisan atau tertulis, menyusun kalimat berdasarkan 
kata-kata yang telah disediakan, menyusun laporan, dikte, terjemahan, 
melanjutkan tulisan, pembentukan kata dalam wacana dan penerapan ejaan.
(Bahan Bacaan 
:Materi PLPG)





