PENGERTIAN DAN TIPOLOGI KEDWIBAHASAAN
1) Pengertian Kedwibahasaan
Para
pakar bahasa mencoba memberikan definisi kedwibahasaan. Pakar satu
dengan pakar lain kadang-kadang berbeda pendapat. Ada yang memberikan
definisi dengan tuntutan yang sangat ketat, sebaliknya pakar lain ada
yang memberikan definisi dengan tuntutan sangat longgar. Secara singkat
pendapat beberapa pakar tersebut akan dikemukakan di bawah ini.
Lado
(1964:214) menyatakan bahwa kedwibahasaan merupakan kemampuan berbicara
dua bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya. Secara teknis pendapat
ini mengacu pada pengetahuan dua bahasa, bagaimanapun tingkatnya, oleh
seseorang. Menurut Mackey (1956:155) kedwibahasaan adalah pemakaian yang
bergantian dari dua bahasa atau lebih (baca: Fishman, 1968).
Selanjutnya, Hartman dan Stork (1972:27) mengemukakan kedwibahasaan
adalah pemakaian dua bahasa oleh seorang penutur atau masyarakat ujaran.
Ahli
lain Bloomfield (1958:56) mengemukakan kedwibahasaan merupakan
kemampuan untuk menggunakan dua bahasa yang sama baiknya oleh seorang
penutur. Pengertian yang sederhana dikemukakan oleh Haugen (1968:10)
kedwibahasaan merupakan orang yang tahu dua bahasa.
Jika
kita perhatikan batasan-batasan tersebut, ternyata setiap pakar
memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda-beda. Lado menekankan bahwa
seorang disebut dwibahasawan bila mereka memiliki kemampuan berbicara
dua bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya. Mackey menekankan bahwa
seseorang disebut dwibahasawan apabila mereka melakukan pemakaian yang
bergantian dua bahasa atau lebih. Hartman dan stork menekankan bahwa
seseorang disebut dwibahasawan apabila terjadi pemakaian dua bahasa oleh
seorang penutur atau masyarakat ujaran. Bloomfield menekankan bahwa
seseorang baru disebut dwibahasawan apabila mereka memiliki kemampuan
menggunakan dua bahasa yang sama baiknya. Dan Hauegen menekankan bahwa
seseorang sudah dapat disebut kedwibahasawan asal tahu dua bahasa.
2) Tipologi Kedwibahasaan
Tipologi kedwibahasaan menurut Weinreich (1953) menunjukkan adanya tiga tipe yaitu:
a) Kedwibahasaan majemuk,
adalah kedwibahasaan yang menunjukan bahwa kemampuan berbahasa salah
satu bahasa lebih baik daripada kemampuan berbahasa bahasa yang lain.
b) Kedwibahasaan koordinatif,
dan sejajar adalah kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa pemakaian dua
bahasa sama-sama baiknya oleh individu. Proses terjadinya kedwibahasaan
ini karena seorang individu memiliki pengalaman yang berbeda dalam
mengusai dua bahsa, sehingga jarang sekali dipertukarkan pemakaiannya
c) Kedwibahasaan sub-ordanatif. kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa seseorang individu pada saat memakai B1 sering memasukkan unsur B2 atau sebaliknya.
Tipe
kedwibahasaan yang dikemukakan oleh Weinreich tersebut didasarkan pada
derajat atau tingkat penguasaan seseorang terhadap keterampilan
berbahasa.
Pakar lain, yaitu Pohl (dalam Baetens Beardsmore, 1985:5) menunjukkan adanya tiga tipe kedwibahasaan, yaitu :
a) Kedwibahasaan horizontal,
adalah situasi pemakaian dua bahasa yang berbeada tetapi masing-masing
bahasa memiliki status yang sejajar baik dalam situasi resmi, kebudayaan
maupun dalam kehidupan keluarga dari kelompok pemakainya. Tipe
kedwibahasaan semacam ini dapat ditemukan dalam lingkungan masyarakat
atau individu yang berpendidikan. Sebagai contoh masyarakat di Brazilia
menggunakan bahasa Belanda dan bahasa Perancis atau masyarakat Catalan
mempergunakan bahasa Catalan dan bahasa Spanyol.;
b) Kedwibahasaan Vertikal,
adalah pemakaian dua bahasa apabila bahasa baku dan dialek, baik yang
berhubungan ataupun terpisah, dimiliki seorang penutur. Tipe ini lazim
disebut disglosia.
c) Kedwibahasaan Diagonal,
adalah pemakaian dua bahasa dialek atau tidak baku secara bersama-sama
tetapi keduanya tidak memiliki hubungan secara genetik dengan bahasa
baku yang dipakai oleh masyarakat itu.
Menurut Arsenan (Baetens Beardsmore, 1985) mengklasifikasikan kedwibahasaan menjadi dua, yaitu:
a) Kedwibahasaan produktif,
adalah pemakaian dua bahasa oleh seorang individu terhadap seluruh
aspek keterampilan berbahasa (keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis);
b) Kedwibahasaan reseptif, adalah pemakaian dua bahasa oleh seorang individu yang hanya terbatas pas aspek membaca dan menyimak itu.
Bahan
Bacaan : Modul Diklat Pasca UKA-Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak,
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan PSDMPK dan PMP Kemdikbud
(2012), Modul lengkap disini