Demi menyambut aplikasi dapodik veris terbaru untuk tahun 2013/2014, di
bulan Juli ini Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar kembali menggelar
Training of Trainer (ToT) Pendataan Pendidikan Dasar. Pesertanya
operator Data Pokok Pendidikan tingkat provinsi dan kabupaten/kota
se-Indonesia. Jumlah peserta ToT 530 orang, terdiri dari 33 operator
Dapodik Provinsi dan 497 operator Dapodik Kabupaten/Kota. Karena
banyaknya jumlah peserta, ToT digelar dalam lima gelombang.
Berikut ini beberapa point yang dibahas dan disosialisasikan mengenai
dapodik 2013 dalam kegiatan TOT Pendataan Dikdas di Bandung.
- Pembaruan (updating) data harus dilakukan secara berkala. Sebab perubahan yang terjadi pada tiga entitas pendidikan yaitu peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, dan satuan pendidikan selalu terjadi. Pembaruan pun tak perlu menunggu tahun ajaran baru.
- Pembaruan data pada Dapodik dapat dimanfaatkan untuk mengetahui penyerapan siswa di jenjang SD dan SMP. Kita bisa tahu persentase lulusan siswa Taman Kanak-kanak yang masuk ke SD. Begitupula lulusan SD yang diserap di bangku SMP dapat diketahui persentasenya.
- Pembaruan data juga dapat mengungkap besaran anggaran yang diperlukan untuk memberi tunjangan kepada guru. Sebab ada keterkaitan antara jumlah guru tersertifikasi dengan penyaluran dana tunjangan profesi
- Perubahan infrastruktur harus segera disikapi dengan pembaruan data pada Dapodik juga dapat memberi rujukan, misalnya, berapa jumlah perpustakaan yang diperlukan suatu daerah.
- Kendala penjaringan data oleh operator Data Pokok Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten ternyata tak jauh beda dengan yang dihadapi operator Dapodik di Kabupaten lain. Ketiadaan operator sekolah, sulitnya akses internet, dan kurang kompetennya tenaga yang ada menyebabkan mereka turun ke lapangan.
- Kendala penjaringan data pokok pendidikan di berbagai daerah beragam. Namun, umumnya, persoalan itu mengerucut pada akses dan sumber daya manusia.
- Banyak sekolah yang letaknya jauh dari ibukota kabupaten, operator Data Pokok Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten terpaksa turun langsung ke lapangan. Dari beberapa kecamatan di sebuah kabupaten, ada yang sulit terjangkau. Operator Dapodik Dinas Pendidikan terpaksa menyambangi sekolah-sekolah di kecamatan tersebut.
- Ketiadaan SDM juga jadi kendala terbesar. Rata-rata SD tidak memiliki pegawai tata usaha. Hal demikian juga terjadi di sebagian SMP. Andaipun punya pegawai tata usaha, kompetensi mereka dalam bidang teknologi informasi kurang memadai.
- Kualitas data masuk kurang. Sebab rata-rata sekolah tidak memerhatikan pengisian data terkait sarana-prasarana sekolah. Hal ini terjadi lantaran muncul persepsi bahwa isian data itu tak memengaruhi bantuan dari Pemerintah Pusat. Perhatian mereka lebih banyak tertuju pada pengisian data guru
- Isian data guru lengkap karena menyangkut sertifikasi dan tunjangan profesi, padahal sudah disampaikan bahwa data akan dipakai sebagai acuan dari Pusat untuk memberi bantuan kepada sekolah
- Sekolah dapat mengalokasikan sebagian dana Bantuan Operasional Sekolah untuk mengangkat tenaga operator.
- Pengangkatan operator diperbolehkan tapi jangan dijanjikan jadi apa, sifatnya tenaga kontrak, hanya mengurus data Dapodik. Bagi yang bisa tergantung ketersediaan biaya.
- Perlu penekanan bimbingan kepada operator sekolah untuk merawat data. Sebab hendaknya data yang dikirimkan tak lagi bersifat sampah atau banyak mengalami kesalahan pengisian. Kebenaran dan mutu data mestinya ditingkatkan. Setidaknya, pada akhir 2013, data bersih mencapai 96% dan data masuk 98%.
- Kepedulian terhadap sistem aplikasi pendataan haruslah dimiliki oleh berbagai pihak yang terlibat dalam pendataan.
Training of Trainer (ToT) Pendataan Pendidikan Dasar.Dapodik Versi Baru
Sumber : -rodalaman.blogspot.com, -dikdas.kemdikbud.go.id